Edukasi dan TipsEkonomi dan Bisnis

9 Strategi Cerdas Raup Cuan dari Saham Dividen Tinggi

Portal Narasi
×

9 Strategi Cerdas Raup Cuan dari Saham Dividen Tinggi

Sebarkan artikel ini
Saham Dividen
Strategi Cerdas Raup Cuan dari Saham Dividen Tinggi - portalnarasi.com

Investasi di saham tidak selalu harus tentang berburu capital gain yang fluktuatif. Banyak investor cerdas justru fokus pada strategi yang lebih stabil dan berjangka panjang: mengandalkan pendapatan dari dividen. Saham dividen tinggi bisa menjadi sumber passive income yang konsisten, asalkan Anda tahu cara memilih dan mengelolanya dengan tepat.

Berikut ini adalah 9 strategi cerdas yang bisa Anda terapkan untuk meraup cuan dari saham dividen tinggi:

1. Fokus pada Saham dengan Riwayat Pembayaran Dividen Konsisten

Salah satu indikator utama kualitas saham dividen adalah konsistensi dalam membayar dividen, bahkan saat pasar sedang turun.

Mengapa ini penting?

Perusahaan yang mampu membayar dividen secara konsisten selama bertahun-tahun biasanya memiliki:

  • Kinerja keuangan yang stabil

  • Manajemen yang solid

  • Arus kas positif

Contoh nyata: Saham-saham seperti Unilever, Bank BCA, atau Astra Internasional di Indonesia dikenal sebagai penyumbang dividen yang rajin.

Tips: Periksa riwayat dividen minimal 5–10 tahun terakhir sebelum memutuskan membeli saham.

2. Gunakan Rasio Dividend Yield sebagai Filter Awal

Dividend yield adalah rasio antara dividen per saham terhadap harga saham. Ini bisa memberi gambaran seberapa besar pengembalian yang Anda dapat dari dividen, relatif terhadap harga beli.

Rumus:

Dividend Yield = (Dividen per Saham / Harga Saham) x 100%

Catatan: Jangan hanya tergiur yield tinggi. Yield yang terlalu tinggi bisa jadi sinyal bahaya, misalnya karena harga saham anjlok tajam akibat isu fundamental.

3. Analisis Payout Ratio

Payout ratio menunjukkan seberapa besar laba bersih yang dibagikan sebagai dividen. Rasio ini bisa memberi indikasi keberlanjutan dividen ke depan.

  • Rasio terlalu tinggi (>80%) bisa menandakan perusahaan “memaksakan” dividen

  • Rasio ideal: 30%–60% tergantung sektor industri

Perusahaan yang terlalu agresif membagikan laba bisa kesulitan berinvestasi untuk pertumbuhan bisnisnya, sehingga rentan pada jangka panjang.

4. Diversifikasi Portofolio Dividen

Jangan letakkan seluruh dana di satu atau dua saham dividen tinggi. Diversifikasi membantu mengurangi risiko jika satu sektor mengalami tekanan.

Trending :
Cara Mengelola BBM dengan Bijak Saat Mudik Lebaran

Contoh Diversifikasi:

  • Sektor Perbankan (misalnya: BBRI, BBCA)

  • Sektor Konsumer (misalnya: UNVR, ICBP)

  • Sektor Infrastruktur (misalnya: TLKM, JSMR)

  • Sektor Energi (misalnya: PGAS, MEDC)

Tips: Kombinasikan saham dengan frekuensi pembayaran dividen berbeda (tahunan, semesteran, kuartalan) untuk arus kas yang lebih stabil.

5. Manfaatkan Dividen untuk Reinvestasi (Compounding)

Salah satu keunggulan utama dari strategi saham dividen adalah kemampuan untuk melakukan reinvestasi dan menikmati efek compounding (bunga berbunga).

Alih-alih mencairkan dividen untuk konsumsi, Anda bisa membeli lebih banyak saham dari dividen tersebut. Dalam jangka panjang, portofolio Anda bisa tumbuh secara eksponensial.

Ilustrasi:

Jika Anda memiliki saham dengan dividend yield 6% dan melakukan reinvestasi setiap tahun, potensi pengembalian bisa jauh lebih besar daripada hanya mengandalkan capital gain.

6. Pertimbangkan Saham Dividen dari Emiten Blue Chip

Blue chip adalah saham perusahaan besar, stabil, dan bereputasi baik. Banyak dari mereka merupakan dividend aristocrats, yakni perusahaan yang secara konsisten menaikkan dividen dari tahun ke tahun.

Mengapa blue chip?

  • Risiko lebih rendah

  • Lebih tahan terhadap gejolak pasar

  • Biasanya memiliki kinerja fundamental yang kuat

Contoh: Saham Telkom (TLKM), Bank Central Asia (BBCA), atau Indofood (ICBP)

7. Gunakan Kalender Dividen untuk Timing Pembelian

Banyak investor menggunakan dividend trap atau strategi membeli saham menjelang cum date (tanggal terakhir untuk dapat dividen), lalu menjualnya setelah ex date.

Namun strategi ini punya risiko:

  • Harga saham biasanya turun setelah ex date

  • Potensi rugi capital gain bisa lebih besar dari nilai dividennya

Solusi cerdas? Gabungkan analisis fundamental dan teknikal untuk menentukan waktu beli yang tepat.

8. Analisis Risiko Dividen Cut atau Suspend

Tidak semua dividen bersifat “aman.” Perusahaan bisa saja mengurangi atau bahkan menghentikan pembagian dividen, terutama saat kondisi bisnis memburuk.

Trending :
Menikmati Perjalanan Bersama Keluarga dengan Kelebihan Travel Semarang Kediri

Hal-hal yang perlu diwaspadai:

  • Penurunan laba bersih signifikan

  • Beban utang tinggi

  • Perubahan kebijakan manajemen

Studi Kasus: Saat pandemi COVID-19, banyak emiten memangkas dividen karena laba menurun drastis dan perusahaan memilih menjaga likuiditas.

9. Perhatikan Pajak Dividen dan Biaya Transaksi

Dividen di Indonesia dikenakan pajak final 10%, kecuali untuk dividen dari perusahaan terbuka yang memenuhi syarat tertentu yang bisa dikecualikan (berdasarkan UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan terbaru).

Selain itu, pertimbangkan:

  • Biaya broker

  • Biaya beli/jual saham

  • Kurs mata uang (jika investasi di saham luar negeri)

Tips: Konsultasikan dengan perencana keuangan atau konsultan pajak agar strategi dividen Anda optimal dari sisi perpajakan.

Rekomendasi Saham Dividen Tinggi 2025 (Update)

Berikut beberapa emiten yang dikenal rutin memberikan dividen dengan yield menarik:

Kode Saham Nama Emiten Estimasi Dividend Yield 2025
TLKM Telkom Indonesia 5%–6%
BBRI Bank Rakyat Indonesia 4%–5%
UNVR Unilever Indonesia 3%–4%
ICBP Indofood CBP 3%–5%
PGAS Perusahaan Gas Negara 7%–8%

Disclaimer: Informasi ini bersifat edukatif dan bukan rekomendasi beli. Lakukan riset mandiri sebelum berinvestasi.

Kesimpulan

Banyak orang menganggap dividen hanya sebagai “tambahan” dari investasi saham. Padahal, dengan strategi yang tepat, saham dividen bisa menjadi sumber pendapatan utama yang stabil dan berkelanjutan.

Dengan menerapkan 9 strategi di atas, mulai dari seleksi saham, diversifikasi, analisis risiko, hingga reinvestasi, Anda bisa membangun portofolio yang tidak hanya tahan banting, tapi juga menghasilkan cash flow reguler.

Investasi saham dividen bukan tentang jadi kaya dalam semalam, tapi tentang membangun kekayaan secara bertahap dengan cerdas. Jika dikelola dengan disiplin, hasilnya bisa sangat menguntungkan dalam jangka panjang.

Kalau kamu serius ingin menjadikan dividen sebagai sumber passive income, yuk mulai terapkan strategi ini dari sekarang!