4 Strategi Cerdas Penyajian Ongkos Kirim Dalam Jual Beli Online

Dalam dunia perdagangan online (e-commerce), istilah “ongkos kirim” atau yang populer dengan sebutan “ongkir” adalah salah satu elemen penting. Sampai tulisan ini dibuat, rasanya mustahil bisa menemukan toko online yang tidak menyajikan biaya pengiriman dari barang-barang yang dijual di dalamnya. Dalam tulisan ini, saya akan memaparkan 4 alternatif strategi penyajian ongkir yang cerdas tapi mudah.

Kalaulah Anda adalah seorang pedagang online yang juga jago dalam pemrograman web, maka saya akan langsung menyarankan Anda untuk membuat teknik penyajian ongkir seperti yang digunakan oleh bhinneka.com atau amazon.com. Tapi bagaimana kalau Anda tidak/belum bisa membuat mekanisme penyajian ongkir seperti kedua perusahaan tersebut? Jangan khawatir, ikuti petunjuk-petunjuk ringan berikut ini. Insya Allah manjur. Get prepared!

1. Ongkir Dirahasiakan (Call Us)

Melalui cara ini, si penjual menampilkan harga barang tetapi belum menampilkan biaya ongkos kirim di situs atau lapak online tempat ia berjualan. Tipe pertama ini cocok untuk penjual yang berdagang barang-barang unik, eksklusif dan berharga mahal seperti berlian atau mobil tua tapi langka. Ketika hendak menggunakan teknik penyajian ongkir seperti ini, sebaiknya penjual sudah yakin terlebih dahulu bahwa calon pembelinya adalah mereka yang memang tidak keberatan untuk menghubunginya by way of telepon – yang tentunya akan membebani biaya pulsa di pihak pembeli.

Bila berani menggunakan teknik ini, maka si penjual harus siap repot untuk menjawab panggilan yang masuk dari calon pembelinya. Satu hal yang patut diingat dalam implementasi teknik ini adalah bahwa tidak semua calon pembeli yang sudah menghubungi Anda via telepon nantinya sungguh-sungguh hendak membeli. Terkadang, beberapa – atau bahkan banyak – diantaranya yang justru cuma numpang tanya. Bagaimana? Anda siap?

2. Daftar Biaya Antar per Kota

Dalam strategi kedua ini, si penjual memajang biaya ongkir perkota atau tujuan. Dengan cara ini, si penjual menghendaki calon pembeli untuk melihat langsung biaya ongkos kirim dari barang yang akan dibelinya. Daftar biaya ongkir ini bisa disajikan dalam beberapa format, diantaranya:
* Tabel berformat html,
* Dalam bentuk gambar (screenshoot atau hasil scan dari daftar versi print out) yang bisa diunduh oleh calon pembeli,
* Dalam format dokumen digital lain seperti sheet MS Excel (.xlsx), dokumen MS Word (.docx), *.pdf, atau bisa juga teks.

Untuk teknik yang kedua ini, si penjual harus memastikan bahwa segala sesuatunya memang sudah diletakkan pada posisi yang benar. Maksudnya, jangan sampai biaya ongkir ke Papua hanya Rp 30.000,- sementara ke Jakarta Rp 50.000,- padahal posisi pengiriman barang dimulai dari Yogyakarta. Tidak logis bukan?

Apa kelemahan cara kedua ini? Tidak high tech! Itu saja. Hehehe… terkesan ndeso, walau sebenarnya cukup fungsional.

3. Pukul Rata per Pulau

Si penjual sudah mematok langsung biaya ongkir per pulau, bukan per kota tujuan barang akan dikirimkan. Misalnya, biaya pengiriman di dalam wilayah pulau jawa dikenai Rp 10.000,- sementara untuk di luar jawa sebesar Rp 15.000,-

Cara ini seringkali dipakai oleh perusahaan-perusahaan media dalam menjual produk-produk mereka seperti majalah atau surat kabar ke pelosok Indonesia. Di halaman pertama atau cowl produk tersebut biasanya kita akan menjumpai teks sebagai berikut:

“Rp 5000,- (Pulau Jawa & Sumatera)”
“Rp 6000,- (Bali dan Nusa Tenggara Barat)”
“Rp 7000,- (Ambon dan Papua)”

Teknik ketiga ini adalah alternatif yang lebih simple ketimbang kedua cara di atas. Dengan teknik ini, baik si penjual maupun pembeli tidak akan mengalami kerepotan dalam bertransaksi. Pada saat mengimplementasikan teknik ketiga ini, si penjual hendaknya memajang biaya ongkir per produk tepat di halaman yang sama dengan tempat produk itu dipajang. Tujuannya adalah agar si pembeli sudah langsung bisa mengkalkulasi sendiri biaya total dari barang yang hendak dibelinya.

4. Free Ongkir

Ini dia yang ditunggu-tunggu oleh semua calon pembeli, gratis ongkir! Tapi tunggu dulu, bukankah kalau ongkirnya digratiskan maka si penjual akan rugi? Nah lho… stop jangan khawatir. Tidak juga kok. Gunakan saja trik berikut ini:

1. Ambil biaya ongkir termahal dari yang mungkin terjadi (misalnya ongkir ke Papua),
2. Lalu masukkan biaya ini ke dalam harga pokok produksi produk-produk Anda,
3. Tentukan untung yang mau Anda ambil.

Oke cukup sampai di situ. Bagaimana? Mudah bukan?

Nah, pembaca pengusaha muslim yang budiman, demikianlah empat alternatif strategi untuk menyajikan biaya ongkir di toko online Anda. Semoga Anda berkenan dan langsung tergerak untuk mengambil aksi sekarang juga. Semoga berhasil. Amin.

Related Post