Di Indonesia, rasa pedas bukan sekadar pelengkap, tapi bagian dari identitas kuliner. Dari sambal matah di Bali, rica-rica di Sulawesi, hingga seblak di Jawa Barat, cabai selalu jadi pemeran utama. Namun, setiap cabai punya tingkat pedas yang berbeda, dan di sinilah Skala Scoville berperan sebagai “peta” rasa panas. Skala ini membantu mengukur seberapa kuat sensasi pedas, mulai dari paprika yang nyaris tanpa gigitan hingga Carolina Reaper yang bisa membuat kening berkeringat dalam hitungan detik.
Namun, tidak semua cabai sama. Ada yang sekadar memberi sentuhan hangat di lidah, ada juga yang membuat kening berkeringat dan telinga terasa panas. Sering kali, tampilan cabai menipu: kecil belum tentu berarti lebih pedas, besar belum tentu jinak.
Nah, untuk menghindari “kejutan” di meja makan, dunia kuliner punya satu alat ukur: Skala Scoville.
Apa Itu Skala Scoville?
Skala Scoville adalah sistem pengukuran tingkat pedas yang dikembangkan oleh Wilbur Scoville pada tahun 1912. Tingkat pedas diukur dalam Scoville Heat Unit (SHU), semakin tinggi angkanya, semakin tinggi pula kadar capsaicin, senyawa yang menimbulkan sensasi panas di mulut.
Metode awalnya cukup unik dan manual:
Cabai dihaluskan dan dilarutkan dalam air gula.
Panelis mencicipi larutan tersebut.
Larutan kemudian diencerkan sedikit demi sedikit hingga rasa pedasnya hilang.
Jumlah pengenceran yang dibutuhkan menjadi nilai SHU cabai tersebut.
Metode ini kreatif, tapi punya kelemahan: hasilnya sangat bergantung pada sensitivitas lidah panelis.
Dari Lidah ke Laboratorium
Seiring perkembangan teknologi, pengukuran tingkat pedas kini jauh lebih akurat. Ilmuwan menggunakan High-Performance Liquid Chromatography (HPLC) untuk menganalisis kandungan capsaicin secara presisi.
Keunggulan metode modern:
Hasil konsisten tanpa bias subjektif.
Bisa mengukur cabai super pedas yang terlalu berisiko untuk dicicipi langsung.
Proses lebih cepat dan efisien.
Rentang Kepedasan Menurut Skala Scoville
Kategori | Rentang SHU | Contoh Cabai |
---|---|---|
Tidak Pedas | 0–100 | Paprika |
Pedas Ringan | 500–2.500 | Cabai merah besar, cabai keriting |
Pedas Sedang | 2.500–8.000 | Jalapeño |
Pedas Kuat | 50.000–100.000 | Cabai rawit |
Pedas Ekstrem | 100.000–350.000 | Habanero |
Super Pedas | 1.400.000–2.200.000 | Carolina Reaper |
Cabai Lokal vs Cabai Impor
Jenis Cabai | Asal | Tingkat Pedas (SHU) | Karakter Rasa & Penggunaan |
---|---|---|---|
Cabai Rawit | Indonesia | 50.000–100.000 | Pedas tajam, favorit untuk sambal dan lalapan |
Cabai Merah Besar | Indonesia | 500–2.500 | Pedas ringan, memberi warna dan rasa gurih |
Jalapeño | Meksiko | 2.500–8.000 | Pedas lembut, pas untuk burger dan nachos |
Habanero | Karibia | 100.000–350.000 | Pedas dengan aroma fruity, cocok untuk saus |
Carolina Reaper | Amerika Serikat | 1.400.000–2.200.000 | Pedas ekstrem, hanya untuk pencinta tantangan |
Fakta Menarik Tentang Rasa Pedas
Pedas bukan rasa, tapi sensasi. Capsaicin memicu reseptor panas di lidah, membuat otak mengira mulut sedang terbakar.
Air tidak efektif menghilangkan pedas. Capsaicin larut dalam lemak, sehingga susu atau makanan berlemak lebih membantu.
Pedas punya manfaat kesehatan. Dapat membantu membakar kalori, meningkatkan metabolisme, dan merangsang pelepasan endorfin.
Toleransi bisa dibangun. Tubuh dapat beradaptasi dengan paparan pedas secara bertahap, meski setiap orang punya batas berbeda.
Tips Memilih Tingkat Pedas yang Tepat
Kenali batas Anda. Jika jarang makan pedas, mulai dari cabai merah besar atau jalapeño.
Perhatikan cara memasak. Cabai yang dipanggang atau digoreng bisa terasa lebih pedas karena airnya menguap.
Gunakan campuran cabai. Kombinasi cabai pedas dan ringan bisa menciptakan rasa seimbang tanpa mengorbankan sensasi.
Coba lewat saus botolan. Lebih aman untuk “tes level” sebelum menggunakannya dalam masakan.
Mengapa Skala Scoville Penting?
Bagi koki profesional, informasi ini membantu menyesuaikan resep agar konsisten. Bagi pecinta kuliner, ini menjadi panduan untuk memilih hidangan sesuai preferensi. Bahkan di restoran luar negeri, level pedas sering ditulis dalam SHU agar pelanggan tahu apa yang mereka hadapi.
Skala ini juga berguna di industri makanan kemasan, seperti saus, snack, dan bumbu instan, untuk memberi label tingkat pedas yang jelas.
Pedas yang Menyenangkan
Rasa pedas memberi warna pada pengalaman makan. Tapi seperti bumbu lainnya, kuncinya adalah keseimbangan. Dengan memahami Skala Scoville, Anda bisa menikmati cabai dengan bijak, baik untuk sekadar sensasi hangat atau tantangan ekstrem.
Jadi, lain kali saat memesan sambal di warung atau mencoba saus baru, Anda sudah punya “peta” untuk menentukan seberapa jauh ingin menjelajahi dunia pedas. Dan siapa tahu, mungkin suatu hari Anda siap mencoba Carolina Reaper, tentu dengan segelas susu standby di tangan.